
Krisis COVID-19 yang melanda dunia menjadi (1) peringatan, dan sekaligus (2) kesempatan. COVID-19 sebagai penyakit zoonosis menjadi peringatan bagi semua pihak bahwa aktivitas ekonomi dan bisnis dapat berdampak negatif jika pelaksanaannya tidak memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
Peringatan yang dibawa penyakit mematikan ini pada akhirnya tidak hanya mengguncang sektor kesehatan, tetapi juga membuat jutaan orang kehilangan pekerjaan dan memicu resesi ekonomi. Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk menjadikan peringatan ini sebagai kesempatan?
Kuncinya adalah pada cara setiap negara, termasuk Indonesia, memanfaatkan stimulus fiskal untuk mengatasi pandemi. Dikutip dari Antaranews, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) merekomendasikan kebijakan ekonomi rendah karbon untuk pulih dari krisis covid-19.
International Institute for Sustainable Development (IISD) menyebut Indonesia memiliki peluang menggunakan dana stimulus untuk mendukung transisi dari bahan bakar fosil menuju masyarakat yang lebih berkelanjutan dengan energi terbarukan. Para ahli, akademisi, investor, perbankan, dan komunitas internasional telah menyerukan langkah pemulihan yang sejalan dengan perlindungan lingkungan sebagai upaya terbaik mengatasi krisis COVID-19.
Namun, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di Indonesia dinilai belum mensyaratkan ketentuan hijau di dalamnya. Apa sebenarnya program pemulihan hijau?
Pemulihan hijau (green recovery) adalah langkah memulihkan ekonomi yang sejalan dengan upaya perlindungan lingkungan. Melihat langkah yang sudah dilakukan negara-negara di dunia, program menambah jalur sepeda salah satu langkah hijau yang dapat dilakukan. Malaysia, Singapura, Korea Selatan, dan Uni Eropa telah menganggarkan pembangunan infrastruktur hijau untuk energi terbarukan, perbaikan irigasi dan pembersihan sungai, insentif untuk infrastruktur mobil listrik, dan perumahan hijau.
Keputusan ada di tangan kita. Apakah krisis ini akan terus menjadi peringatan karena tak mengubah kebijakan dan tetap menggunakan cara lama dalam berbisnis, atau menjadikannya sebagai kesempatan membangun dunia baru yang lebih sehat dan berkelanjutan.