Laporan terbaru Institute for Essential Services Reform (IESR) menyebutkan, kunci perkembangan energi terbarukan Indonesia adalah pemulihan kelistrikan di daerah terpencil di berbagai kepulauan. Perbaikan akses ke listrik bersumber energi bersih diharapkan dapat menambah peluang ekonomi bagi warga desa-desa terpencil.
Dalam laporan bertajuk “Deep decarbonization of Indonesia’s energy system – A pathway to zero emissions by 2050” IESR mengungkapkan, akses listrik di pulau-pulau terpencil selama ini sangat terbatas. Keterbatasan turut memengaruhi aktivitas ekonomi yang kerap seret di tengah jalan.
Perbaikan akses dapat terwujud salah satunya dengan membangun pembangkit listrik bersumber dari energi terbarukan. Pengoperasian pembangkit listrik mutlak membutuhkan tenaga kerja. IESR memprediksi penambahan sebesar lebih dari 800 ribu lapangan kerja terkait pengoperasian pembangkit listrik yang bersumber energi terbarukan.
Lapangan kerja pada sektor ini akan terus bertambah seiring perkembangan industri panel surya, salah satu sumber energi terbarukan dengan potensi terbanyak di Indonesia. Pada 2050, masih menurut laporan IESR, lapangan kerja di pabrikan baterai penyimpan energi tenaga surya dan produsen panel surya akan bertambah lebih dari 3,2 juta. Jumlahnya setara 73% dari keseluruhan lapangan kerja baru pada tahun itu.
Jika akses ke pembangkit terbarukan mengalami pertumbuhan, hal ini akan mendukung upaya pemulihan ekonomi hijau yang selama ini diserukan oleh komunitas global. Pertumbuhan sumber terbarukan di tengah-tengah pandemi memunculkan jenis pekerjaan baru dalam energi bersih, seperti teknisi turbin angin dan panel surya, teknisi energi terbarukan serta spesialis komunikasi energi.
IESR memprediksi, lima bidang lapangan kerja baru dalam sektor yang, pada 2030, akan 100% memanfaatkan energi terbarukan di Indonesia. Masing-masing bagian tersebut adalah di sektor sistem transmisi (sekitar 1,25 juta), baterai penyimpan energi (sekitar 1,1 juta), panel surya (sekitar 1,1 juta), penggerak air (sekitar 1 juta) dan PLTS atap (sekitar 800 ribu-900 ribu).