Peneliti Climate Policy Initiative (CPI) mengingatkan pemerintah untuk menerapkan pengeluaran publik yang efisien. Dengan begitu, Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dapat berlanjut hingga jangka panjang, meski pandemi Covid-19 telah berlalu.
Tak hanya memulihkan ekonomi, efisiensi dibutuhkan untuk mencapai target bauran energi terbarukan. Ada beberapa langkah efisiensi pengeluaran publik yang direkomendasikan CPI bagi pemerintah Indonesia. Salah satunya realokasi subsidi untuk mendukung adopsi panel surya dalam skala nasional.
Rekomendasi tercantum dalam laporan terbaru yang diterbitkan CPI. Berkolaborasi dengan Seoul National University dalam riset kebijakan publik bertajuk “Leveraging Fiscal Stimulus to Improve Energi Transition: Case of South Korea and Indonesia”, CPI merekomendasikan 3 kebijakan kunci pemulihan pascapandemi untuk Korea Selatan (Korsel) dan Indonesia.
Selain efisiensi pengeluaran publik, dua rekomendasi kebijakan lain terkait pengeluaran stimulus fiskal dan penciptaan iklim investasi swasta. “Untuk memastikan pengeluaran publik yang efisien dan berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang, stimulus fiskal perlu mencakup target, linimasa, jalur sektoral, dan rencana yang spesifik dalam mengurangi emisi dan menstimulasi pemulihan ekonomi,” kata Global Managing Editor CPI, Dr Barbara Buchner dalam pernyataan pers CPI.
Belajar dari program Green New Deal (GND) Korsel, Indonesia perlu memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi untuk mendorong agenda transisi energi jangka panjang. Untuk mengembangkan dorongan menuju transisi energi, CPI merekomendasikan pemerintah secara spesifik memformalkan aspek-aspek pemulihan hijau dan bagaimana akan memperluas lapangan kerja hijau dalam PEN.
Indonesia, tulis CPI dalam laporannya, harus memastikan stimulus fiskal dapat meluruhkan hambatan investasi swasta jangka panjang. Ketika hambatan berhasil disingkirkan, akan lebih banyak pemodal swasta yang berpartisipasi dalam transisi energi.