Penciptaan pekerjaan hijau atau green jobs tidak harus menunggu diluncurkannya kebijakan pemerintah terkait hal tersebut. Adinda Aksari, Wakil Kepala Sekretariat Lingkar Temu Kabupaten Lestari, berpendapat bahwa seluruh pihak bisa berkontribusi menciptakan pekerjaan hijau di bidang yang saat ini ditekuni.
LTKL menciptakan pekerjaan hijau dari level tapak atau kabupaten, dengan mentransformasi perekonomian kabupaten yang rentan terdampak krisis iklim, menjadi ekonomi lestari. “Pada akhirnya nanti semua pekerjaan akan menjadi pekerjaan hijau,” kata dia dalam diskusi yang digelar New Energy Nexus, 2 Juni 2022.
Sementara itu, Jonathan Davy, Co-Founder dan CEO Ecoxyztem Venture Builder, meyakini bahwa pengembangan perusahaan rintisan (startup) yang bergerak mengatasi krisis iklim akan menciptakan green jobs di berbagai bidang. Pasalnya, startup tidak hanya membutuhkan orang dengan latar belakang teknik, tetapi juga keuangan, administrasi, dan komunikasi masyarakat.
Karenanya, Ecoxyztem fokus untuk memberdayakan startup lingkungan. “Bagaimana caranya kami bisa empower startup untuk mengatasi climate challenge, bukan hanya membuka lapangan kerja, tetapi juga pekerjaan yang layak dan hijau,” tuturnya.
Salah satu startup yang mendorong terciptanya green jobs adalah PT Xurya Daya Indonesia (Xurya). Adriani Fabiola, Head of People Development Xurya, menuturkan bahwa melimpahnya potensi energi terbarukan di Indonesia akan melahirkan green jobs yang cukup besar. Xurya Daya menggandeng berbagai pihak untuk menciptakan pekerjaan hijau di bidang instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap.
Meski demikian, Tendy Gunawan, National Program Officer International Labour Organization (ILO), menegaskan bahwa pemerintah tetap perlu membuat definisi green jobs berikut berbagai kebijakan terkait. Langkah ini penting untuk menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan sehingga tidak terjadi defisit. Selain itu, kebijakan konkret bisa menjadi dasar pemberian insentif bagi startup lingkungan.
Indonesia dapat mencontoh Malaysia dan Filipina yang lebih siap mengembangkan green jobs. Malaysia misalnya, memiliki daftar industri apa saja yang masuk kategori hijau. Dalam hal ini dibutuhkan ukuran detail industri hijau dilihat mulai dari proses produksi, hingga produk dan layanan yang dihasilkan.
