Pemanfaatan aliran air sebagai sumber listrik energi terbarukan merupakan salah satu cara menuju kemandirian energi. “Indonesia memiliki banyak aliran sungai. Aliran sungai ini bisa dimanfaatkan untuk PLTMH dengan atau tanpa memodifikasi alirannya. Kapasitasnya bisa bervariasi, dari ukuran puluhan kilowatt hingga puluhan megawatt,” kata Program Manager Akses Energi Berkelanjutan IESR Marlistya Citraningrum, mengutip Mongabay.
Marlistya menambahkan, praktik pengelolaan swadaya pembangkit mikro hidro dapat menjadi kunci keberlanjutan fasilitas dan pemanfaatannya. Sehingga, masyarakat dapat berperan aktif sebagai penjaga dan perawat pembangkit, bukan sebagai pengguna saja.
Listrik dari energi air pun berperan besar bagi kehidupan manusia. Francesco La Camera, Direktur Utama IRENA menyatakan, “Pembangkit listrik tenaga air tidak hanya mengelektrifikasi rumah dan bisnis masyarakat, tetapi juga kehidupan mereka. Membantu saat ada tantangan terbesar, juga memberikan kesempatan untuk berhasil.”
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dapat dimanfaatkan desa dengan aliran air yang baik dan belum terjangkau listrik PLN. Desa Karangtengah, Banyumas, Jawa Tengah misalnya. Pada 2010, masyarakat setempat meminta jaringan listrik negara dialirkan ke sana. Akan tetapi, PLN menolak lantaran menilai permintaan listrik rendah dan letak rumah warga berjauhan.
Lima tahun berselang, PLTMH offgrid yang tidak terhubung jaringan PLN dibangun di Desa Karangtengah. Pembangkit ini mampu mengalirkan listrik untuk 75 rumah. Warga membayar iuran Rp 500/kWh setiap bulan untuk biaya operasional, honor operator, serta sewa tanah.
Kehadiran listrik dari energi terbarukan mengubah kehidupan masyarakat. Mata pencaharian yang awalnya hanya bergantung dari sektor pertanian, kini merambah ke usaha rumahan. Penduduk Desa Karangtengah sekaligus operator pembangkit, Narto, membuka warung kecil dan jasa sewa internet. Usaha ini kian ramai ketika sekolah daring pada masa pandemi. “Mereka bisa men-cas (mengisi daya) handphone juga untuk belajar,” imbuh Narto.
PLTMH ini telah dapat memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, sehingga mereka tidak memerlukan jaringan listrik negara. Kepala Desa Karangtengah Karyoto mengatakan, “Mohon maaf kami memang belum siap menerima PLN di sini,” tegas Karyoto.
